PENDAHULUAN
Ikan mas merupakan ikan tawar yang sejak lama dibudidayakan oleh masyarakat karena mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:
Disukai masyarakat dan pemasaran mudah
- Mudah dibudidayakan dan produktivitasnya cukup tinggi
- Kandungan gizi cukup tinggi.
- Keberhasilan usaha budidaya ikan mas ditentukan kualitas benih, karena itu pembenihan ikan mas di tingkat petani harus dapat menghasilkan benih yang berkualitas.
SYARAT INDUK
- Asal induk: UPR binaan dinas perikanan, BBI sentral, BBAT.
- Kesehatan : tidak cacat (rusak), tubuh tidak ditempeli oleh parasit, tidak ada luka dalam, insang bersih, tubuh tidak bengkak dan tidak berlumut, tutup insang normal (tidak tebal atau tipis) dan tubuh berlendir.
- Sisik cerah dan teratur
- Gerakan lincah
- Sifat reproduksi: Fekunditas 85.000-125.000 butir/kg.
- Umur pertama matang kelamin jantan 8 bulan, betina 18 bulan.
- Panjang jantan ±22 cm, betina 35 cm.
- Berat tubuh pertama matang gonad jantan 500 gr/ekor, betina 2000 gr/ekor.
WADAH PEMIJAHAN
Induk ikan dapat dipijahkan dalam hapa berukuran 4 x 2x 1 m2 yang ditempatkan dalam kolam pemijahan atau dalam bak pemijahan
PROSES PEMIJAHAN
- Tempat pemijahan dikeringkan.
- Hapa dipasang tegak pada kolam yang telah dikeringkan. Kemudian kolam diairi hingga kedalaman air 80-100 cm.
- Sebelum induk ikan dimasukan ke dalam hapa / wadah pemijahan, kakaban dipasang sedemikian rupa sehingga tenggelam 5 cm di bawah permukaan air, jarak antar kakaban 10 cm.
- Menjelang sore hari, induk betina dan jantan yang telah matang telur dimasukan bersamaan kedalam hapa. Perbandingan berat induk jantan dan betina 1:1 sedangkan jumlah (2-3):1.
- Padat tebar induk betina 2 kg per m2. sehingga untuk 8 m2 diperlukan 4 ekor induk betina dan jantan 8 kg dengan jumlah 8 ekor bila berat rata-rata 1 kg.
- Selama pemijahan air dibiarkan mengalir debit 2 liter / detik / 200 m2 luas kolam.
- Menjelang subuh ikan sudah mijah dan telur menempel pada kakaban. Induk ikan ditangkap, dikembalikan ke kolam induk.
PENETASAN TELUR DAN PEMELIHARAN LARVA
- Telur menetas dalam waktu 48-72 jam tergantung dari suhu air
- Dua hari setelah menetas kakaban diangkat, hari ke 3 kuning telur habis larva diberi pakan tambahan berupa kuning telur ayam atau pakan alami (infusoria/moina)
- Setelah berumur 5 hari dalam hapa, dipanen dan didederkan lebih lanjut
- Dengan asumsi setiap induk menghasilkan 100.000 butir telur, maka telur yang dihasilkan 8 kg induk sekitar 800.000 butir telur.
- Diasumsikan pula bahwa tingkat penetasan telur 50% sehingga telur yang menetas menjadi larva sekitar 400.000 larva.
PENDEDERAN
a.Pendederan I
- Kolam pendederan 500-1000 m2 (2 kolam), dikeringkan, tanah diolah diberi kapur 50 gr/m2 dan dipupuk dengan kotoran ayam 250 gr / m2.
- Kolam diisi air hingga kedalam 50-70 cm.
- Untuk pengendalian hama dapat disemprot dengan insektisida (Sumithion 50 EC) dengan dosis 4 ppm setelah kolam diairi.
- Setelah 2-3 hari sejak pengisian air,benih lepas hapa /larpa ditebar dengan padat penebaran 100-400 ekor/m2.
- Selama pemeliharaan kolam diairi dengan debit 1,5 liter/detik/1000 m2
- Pakan tambahan berbentuk tepung atau remahan pelet dengan kandungan protein 30% diberikan 10% dari total berat benih, dengan frekuensi pemberian 3 kali/hari
- Pemeliharaan dilakukan selama 15-20 hari untuk menghasilkan benih ukuran 1 – 3 cm.
- Benih ikan di panen untuk penderaan II.
- Tingkat kelulusan hidup larva pada pendederan 1 adalah 40 – 50%, sehingga dari larva 400.000 ekor per 1000 m2 akan dihasilkan benih 160.000 – 200.000 ekor.
b. Pendederan II
- Kolam pendederan (1000 m2) dikeringkan, diberi pupuk 50 gr/m2 dan kotoran ayam 200 gr/m2.
- Kolam diisi air 50 – 70 cm.
- Penebaran benih dilakukan setelah 2 – 3 hari sejak pengisisan air.
- Benih ukuran 1 – 3 cm ditebar dengan padat penebaran 50 – 100 ekor/m2.
- Selama pemeliharaan pendederan II dialiri air dengan debit 1,5 L/detik/1000m2.
- Pakan buatan diberikan dalam bentuk pelet dengan kandungan protein 30% diberikan 5–10% dari total berat benih dengan frekuensi 3 kali/hari.
- Pemeliharaan dilakukan 20 – 30 hari untuk menghasilkan benih ukuran 3 – 5 cm.
- Tingkat kelulusan hidup di pendederan II 50-60 % sehingga dari benih yang ditebar 240.000 ekor untuk tiap 1000 m2 akan dihasilkan benih 120.000 – 144.000 ekor.
0 komentar:
Posting Komentar