bab v evaluasi pelaksanaan penyuluhan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pencapaian Tujuan

Tujuan utama penyuluhan pertanian pada dasarnya merubah pengetahuan sikap dan keterampilan petani dalam pengelolaan kegiatan usaha. Hasil evaluasi skor pengetahuan dan keterampilan petani pada budidaya padi mencapai 218,15 dari skor maksimal 243. Secara keseluruhan pencapaian tujuan penyuluhan yang berkaitan dengan aspek budidaya padi tergolong baik, seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Evaluasi Perubahan Perilaku Petani dalam Pengelolaan Usahatani Padi Sawah Di Kabupaten Sumedang Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 2 terlihat dari keempat aspek yang dievaluasi seluruhnya berada dalam kriteria baik namun belum maksimal. Aspek seleksi benih beberapa petani belum melakukan seleksi benih sesuai dengan anjuran. Menurut beberapa petani seleksi benih cukup mereka lakukan dengan cara menampi benih atau membuang benih yang mengambang. 

Aspek penggunaan bibit muda beberapa petani masih menggunakan bibit berumur 20 hari hal tersebut disebabkan masih adanya keraguan dari petani untuk menggunakan bibit muda. Menurut beberapa petani penggunaan bibit muda menyulitkan dalam penanaman, sehingga meningkatkan tenaga kerja. Aspek cara tanam legowo, beberapa petani masih memilih menggunakan sistem tanam tegel, menurut beberapa petani sistem tanam legowo menyulitkan tenaga kerja penanam. Hal tersebut disebabkan petani belum terbiasa melakukan penanaman dengan cara tanam legowo. Aspek penggunaan pupuk Nitrogen berdasarkan hasil pengamatan menggunakan bagan warna daun, belum seluruh responden mau menerapkan, hal tersebut selain disebabkan oleh terbatasnya alat bagan warna daun, mereka juga menganggap penggunaan BWD aagak rumit untuk dilakukan terutama oleh petani yang sudah mengalami gangguan penglihatan. Aspek pencapaian sasaran peningkatan pengetahuan petani dalam budidaya padi padi gogo, rata-rata skor yang dicapai 195, 5 dari skor maksimal 234. Berdasarkan hasil evaluasi dari keempat komponen yang di evaluasi, penerapan teknologi seleksi benih dan penggunaan pupuk organik tergolong baik, sedangkan aspek penetapan kebutuhan pupuk nitrogen sesuai BWD dan pengaturan populasi tanam tergolong cukup seperti disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Evaluasi Perubahan Perilaku Petani dalam Budidaya Padi Gogo di Kabupaten Sumedang Tahun 2010

Berdasarkan tabel 3 terlihat skor peningkatan keterampilan petani dalam menetapkan kebutuhan pupuk Nitrogen sesuai hasil pengamatan menggunakan bagan warna daun mencapai 185 dari skor maksimal 234 sehingga berada dalam kriteria cukup. Beberapa masalah yang dihadapi petani padi gogo dalam penggunaan BWD antara lain terbatasnya peralatan BWD, kesibukan petani, dan ketersediaan anggaran untuk pembelian pupuk.

Aspek pengaturan populasi tanam pencapaian tujuan penyuluhan berada pada kriteria cukup. Menurut petani populasi tanaman yang diusahakan pada umumnya lebih rendah dari anjuran sebagai akibat jarak tanam yang diperlebar dan daya tumbuh benih yang kurang baik. Aspek pencapaian sasaran perubahan perilaku petani dalam budidaya jagung rata-rata skor yang diperoleh responden 202,75 seperti terlihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Evaluasi Pencapaian Tujuan Penyuluhan jagung di Kabupaten Sumedang Tahun 2010

Berdasarkan tabel 4. terlihat aspek perubahan perilaku petani dalam pengeringan jagung berada pada kriteria cukup sedangkan aspek lainnya berada pada kriteria baik. Menurut petani, pengeringan jagung dilakukan kurang optimal karena jagung yang dihasilkan tidak disimpan tapi langsung dijual.

Aspek perubahan perilaku petani dalam budidaya kedele rata-rata skor yang diperoleh responden 199 dari skor maksimal 234. Menurut petani pengamatan hama penyakit belum biasa dilakukan karena petani belum memahami dengan baik OPT yang menyerang kedele. Skor yang diperoleh responden pada setiap aspek dapat dilihat pada tabel 5.. 

Tabel 5. Hasil Evaluasi Pencapaian Tujuan Penyuluhan Kedelai di Kabupaten Sumedang Tahun 2010

Aspek perubahan perilaku petani dalam pengelolaan usahatani ubi kayu dari keempat aspek yang diamati, aspek pemupukan berada pada kriteria cukup. Beberapa petani yang belum melakukan pemupukan sesuai anjuran menyatakan bahwa harga jual ubikayu seringkali terlalu rendah sehingga mereka takut mengalami kerugian. Hasil evaluasi perubahan perilaku petani dalam budidaya ubi kayu disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Evaluasi Perubahan Perilaku Petani dalam Pengelolaan Usahatani ubi Kayu di Kabupaten Sumedang 

Aspek perubahan perilaku petani dalam budidaya kacang tanah, hasil evaluasi menunjukan pencapaian sasaran tergolong baik. Rata-rata skor yang diperleh responden adalah 216,25 dari skor maksimal 234. Seperti disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Evaluasi Perubahan Perilaku Petani dalam Pengelolaan Usahatani Kacang tanah Kabupaten Sumedang 

Aspek pencapaian tujuan perubahan perilaku petani dalam budidaya talas skor yang diperoleh responden 203,5 dari skor maksimal 234 dan berada pada kriteria baik. Skor yang diperoleh pada setiap aspek disajikan pada tabel 8

Tabel 8. Hasil Evaluasi Perubahan Perilaku Petani dalam Pengelolaan Usahatani Talas di Kabupaten Sumedang 

Berdasarkan tabel terlihat aspek pengaturan populasi tanam berada pada kriteria cukup. Menurut petani pengaturan populasi tanaman secara optimal agak sulit dilakukan karena lahan yang digunakan untuk penanaman memiliki relatif miring.

5.2. Pelaksanaan Metode

Metode penyuluhan pertanian adalah cara/teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pesar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisien usaha, pendapatan dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Program penyuluhan pertanian di Kabupaten Sumedang, dilaksanakan melalui berbagai metode penyuluhan. Hasil evaluasi menunjukan tidak semua metode penyuluhan dapat dilaksanakan sesuai sasaran seperti disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil Evaluasi Penerapan Metode Penyuluhan di Kabupaten Sumedang Tahun 2010

Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa pelaksanaan beberapa metode penyuluhan tidak mencapai sasaran. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
- Adanya tugas lain dari pimpinan yang harus dilaksanakan penyuluh pertanian, sehingga kegiatan penyuluhan tidak bisa dilaksanakan
- Adanya keterbatasan anggaran untuk membiayai pelaksanaan kegiatan
- Adanya keterbatasan anggaran untuk membiayai pelaksanaan kegiatan

Posted in: Penyuluhan