MAJU TERUS PENYULUH PERTANIAN

Sabtu, 07 Januari 2012

Tak ada roti barang bukti sertifikasipun Jadi

Saat akan mengikuti uji kompetensi di BPP Lampung, saya pergi bersama rekan dari Kabupaten Purwakarta. Rekan dari Purwakarta menawarkan jasa untuk membeli  dua buah tiket pesawat sekaligus, satu untuk dia dan satu untuk saya dengan jadwal penerbangan Pukul 13.30. Karena takut ketinggalan pesawat, saya berangkat dari Bandung  sehabis sembahyang subuh  menuju Purwakarta.  Dari Purwakarta kami berangkat bersama sekitar Pukul 07.00 WIB dengan perhitungan perjalanan agak macet diperkirakan akan sampai di Cengkareng Sekitar pukul 11.30. Di luar dugaan perjalanan ternyata sangat lancar sehingga jam 9.30 kami sudah sampai di Cengkareng.  
Sambil menunggu jadwal keberangkatan kami naik ke tempat istirahat para pengantar penumpang, karena berangkat subuh  dan belum sarapan perut mulai terasa keroncongan. Saat  penjaja makanan lewat saya mengajak teman untuk membeli makanan, namun karena bau pesing sangat menyengat kami batal membeli makanan dan berencana makan di Bandar Lampung setelah landing.
Pukul 12.30 kami boarding pass dan mendapat penjelasan pesawat di delay pukul 2.30. Karena tanggung kami langsung masuk ke ruang tunggu penumpang.Selang beberapa menit tiba-tiba teman saya sibuk mencari  kantung plastik yang dia tenteng yang ternyata tidak ada. Dugaan saya, kantung plastik tersebut  ketinggalan di tempat detektor metal, saya sarankan kepada teman agar dia menunggu pengumuman. Setelah sekian lama menunggu barang teman kami yang ketinggalan tidak juga diumumkan, sedangkan barang-barang orang lain seperti HP dll  berkali-kali dimumkan. 
Penasaran saya bertanya ke teman saya tentang isi kantung plastik yang dia bawa, ternyata isinya hasil olahan pangan (kripik pisang, kripik singkong dll) yang akan digunakan sebagai barang bukti sertifikasi. Sambil tertawa saya berbisik pada teman saya agar menanyakan langsung ke petugas ditektor metal karena mungkin saja petugas malu mengumumkannya. Tanpa basa basi teman saya langsung menuju tempat tersebut dan ternyata kantung plastik tersebut memang berada disana.
Pukul 2.30 pesawat tidak juga berangkat dan kami sudah kelaparan,  mau keluar takut ketinggalan pesawat.  Iseng- iseng saya mengajukan usul kepada teman saya agar bawaannya yang akan digunakan sebagai barang bukti sertifikasi di makan saja. Ternyata teman saya setuju, dan tanpa menunggu lama barang bukti sertifikasi sudah berpindah ke dalam perut kami berdua. Setelah habis teman saya berkata, ”untung saya membawa barang bukti olahan pangan jadi bisa dimanfaatkan untuk mencegah kelaparan, coba kamu cuma bawa modem dan BWD, kalau kelaparan kan gak bisa dimakan”.
Saat uji sertifikasi  akan dimulai, saya diminta pertanggung jawaban untuk mencari olahan pangan yang akan digunakan sebagai barang bukti sertifikasi oleh teman saya, karena barang bukti yang dia bawa habis kami makan.

0 komentar:

Posting Komentar