MAJU TERUS PENYULUH PERTANIAN

Selasa, 07 September 2010

PEMBENIHAN LELE (Clarias sp)




PENDAHULUAN
      Lele (Clarias sp) merupakan jenis ikan air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungaidengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap.
     Selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan sumber protein dan ikan hias, Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain. Pemeliharaan lele di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi terutama hama berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele
Secara alami ikan lele memijah pada musim penghujan. Guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap benih lele, diperlukan teknik produksi benih sebar yang baik dengan  mengikuti kaidah-kaidah proses produksi benih sesuai dengan petunjuk pembenihan.
BAHAN DAN ALAT
  1. Bahan: induk jantan dan betina, pakan induk, pakan benih, pakan pembesaran, cacing, ovaprim, ekstrak hipofisa, kertas tissue, natrium klorida (NaCl) 0,9 %, pupuk dan kapur.
  2. Peralatan: timbangan gantung, happa (tempat penetasan telur). Peralatan pemijahan buatan: alat suntik dengan kapasitas minimal 1 ml ( 1cc), gunting, baskom, dan gelas. Peralatan pemijahan alami: kakaban ukuran minimal 1 x 0,2 m dan penutup bak. Peralatan perikanan: ember, lambit, serokan, sikat pembersih dan alat seleksi.
SELEKSI INDUK
  1. Pilih induk lele jantan jantan dan betina yang telah matang kelamin dan  tidak berasal dari satu keturunan (pasangan induk yang sama).
  2. Untuk pemijahan buatan, perbandingan bobot antara lele jantan dan betina 1 : 4 sedangkan untuk  pemijahan alami 1 : 1
  3. Ciri induk lele jantan dantara lain  kelamin berwarna kemerahan memanjang melewati pangkal sirip dubur, sedangkan ciri induk betina adalah bentuk perut  gendut dan bila diraba terasa lembek.
  4. Bobot  minimal  induk lele 700 gram/ekor.
CARA PENGAMBILAN KELENJAR HIPOFISA
  1. Timbang ikan donor ( yang telah matang kelamin ) seberat induk yang akan disuntik. Ikan donor dapat menggunakan ikan mas atau ikan lele.
  2. Potong kepala ikan donor tepat pada batas  bagian kepala dengan badan.
  3. Dari arah bukaan mulut, kepala ikan dibelah, bagian atas kepala diambil dan dibersihkan dari bercak darah dan lendir.
  4. Ambil kelenjar hipofisa dengan menggunakan pinset, lalu digerus atau dihancurkan dengan menggunakan alat penggerus, dalam penggerusan hipofisa  ditambah pelarut menggunakan akuabides sebanyak 1 - 2 cc.




PENYUNTIKAN
  1. Suntik induk lele yang akan dipijahkan dengan menggunakan hipofisa atau ovaprim.
  2. Bila donor hipofisa berasal dari ikan mas induk lele disuntik dengan ekstrak hipofisa sebanyak 1 dosis, bila donor berasal dari ikan lele tiap induk lele disuntik dengan hipofisa sebanyak 2 dosis. (1 dosis = 1 kg donor untuk 1 kg induk lele).
  3. Bila penyuntikan menggunakan ovaprim dosis yang digunakan adalah 0,15 ml/kg induk induk lele.
  4. Penyuntikan dilakukan satu kali secara intra muscular yaitu pada bagian punggung.
  5. Rentang waktu antara penyuntikan sampai ovulasi telur  berksar antara 10-14 jam bergantung suhu inkubasi induk


PEMIJAHAN BUATAN
  1. Bila betina telah siap memijah keluarkan sperma dengan cara mengurut kantung sperma pada ikan jantan, kemudian encerkan sperma dengan larutan fisiologis (NaCI 0,9%) dengan perbandingan 1 : 50-100.
  2. Keluarkan telur dengan cara mengurut induk betina,
  3. Aduk telur dan sperma secara merata dengan menggunakan bulu ayam yang bersih dan steril.
  4. Cuci campuran telur dan sperma dengan air bersih untuk merangsang fertilisasi  (pembuahan).
  5. Taburkan telur yang sudah dibuahi secara merata pada hapa penetasan
PEMIJAHAN ALAMI
  1. Pasangkan induk lele betina dan jantan yang sudah matang telur sebanyak 1 pasang/ bak
  2. Lepaskan induk pada bak pemijahan yang dilengkapi kakaban. jumlah kakaban yang digunakan sebanyak 4 buah/bak, bak pemijahan diberi penutup agarinduk lele tidak meloncat.
  3. Setelah memijah induk dikembalikan ke kolam induk, sedangkan telurnya dibiarkan sampai menetas.
  4. Telur yang telah menetas baik pemijahan secara buatan maupun alami, dipelihara sampai umur 5 hari atau sampai kuning telurnya habis.
PENDEDERAN 1
  1. Airi bak pendederan dengan kedalaman air sekitar  20-40 cm
  2. Tebarkan larva ikan lele dengan padat penebaran sekitar 20-30 ekor/liter volume bak.
  3. Pada minggu pertama larva diberi pakan alami berupa cacing Tubifex sp
  4. Pada minggu larva II diberi pakan cacing Tubifex sp dikombinasi dengan pemberian pelet tepung
  5. Pada minggu III larva diberi pakan buatan
  6. Pakan alami diberikan secara –ad libitum (tak terbatas)
  7. Pakan buatan dengan diberikan dengan dosis 10-15% dari bobot ikan (biomass) dengan frekuensi pemberian empat kali/hari
  8. Lama pemeliharaan larva pada bak pendederan I sekitar 14-21 hari
PENDEDERAN DI KOLAM
  1. Kolam dipupuk dengan pupuk organik sebanyak 500 gram/m2, selain itu kolam juga ditaburi  dengan kapur sekitar 50 gram/m2.
  2. Airi kolam pendederan setinggi 30-50 cm dan biarkan selama 4-5 hari agar plankton tumbuh.
  3. Tebarkan benih lele (larva) umur 4 hari dengan kepadatan 200-300 ekor/m2.
  4. Setelah 5-7 hari benih diberi  pakan buatan berupa pelet yang dihancurkan atau pelet tepung sebanyak 10 -15% dari bobot biomass dengan frekuensi pemberian empat kali per hari.
  5. Pemeliharaan larva dalam kolam dilakukan selama 14 -21 hari
  6. Benih dipanen dari kolam pendederan pada ukuran 3-4 cm
PENDEDERAN II
  1. Kolam dipupuk dengan pupuk organik sebanyak 500 gram/m2, dan kapur 50 gram/m2.
  2. Airi kolam hingga ketinggian air 30-50 cm, biarkan 4-5 hari
  3. Tebarkan benih hasil pendederan I dengan kepadatan penebaran sekitar 100-150 ekor/m2.
  4. Minggu I benih diberi pakan buatan berupa pelet tepung dengan frekuensi tiga kali sehari jumlah pakan yang diberikan perhari berkisar antara 10%-15% dari bobot biomass (ikan lele)
  5. Minggu II diberi pakan buatan berupa pelet butiran ukuran 1 mm dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari jumlah pakan yang diberikan per hari sekitar 10%-15% dari bobot biomass
  6. Minggu III benih diberi pakan buatan berupa pelet butiran ukuran 1 mm sebanyak 5% bobot biomass/hari
  7. Lama pemeliharaan benih pada kolam pendederan II sekitar 21-28 hari dan dipanen pada saat benih telah mencapai ukuran 5-6 cm
PENDEDERAN III
  1. Kolam dipupuk dengan pupuk organik sebanyak 500 gram/m2, dan kapur 50 gram/m2.
  2. Airi kolam setinggi 30-50 cm dan biarkan  selama 4-5 hari
  3. Pilih benih hasil pendederan II yang berukuran sama dan tebarkan benih dengan kepadatan 75-100 ekor/m2
  4. Berikan pakan berupa pelet butiran diameter 1 mm sebanyak 5%-10% dari bobot biomass/hari dengan frekuensi pemberian tiga kali/hari.
  5. Benih siap dipindahkan ke kolam pembesaran setelah dipelihara selama 14-21 hari dengan ukuran benih sekitar 7-8 cm.
PENGELOLAAN KESEHATAN
  1. Amati kondisi kesehatan ikan berdasarkan nafsu makan dan gerakan ikan yang dipelihara selama kegiatan pemeliharaan.
  2. Lakukan pengobatan yang tepat bila terdapat indikasi penyakit yang menyerang ikan.
  3. Lakukan penggantian air dan buang sisa pakan/kotoran setiap hari pada pemeliharaan benih larva sistem air bening.
  4. Mempertahankan kondisi air agar tetap berwarna hijau atau hijau kecoklatan pada pemeliharaan benih/larva sistem air hijau dalam pemeliharaan pendederan.


2 komentar:

mang tatang, abdi ti majalengka bde tumaros, gaduh indukan lele dumbo(sanes sangkuriang) teu nu tos siap pijah? harga na sbrahaan sapasang?

Hapunten nembe tiasa ngawaler kaleresan teu gaduh inssyaaloh pami aya informasi didugikeun pami tiasa no kontak dicantumkeun

Posting Komentar