MAJU TERUS PENYULUH PERTANIAN

Sabtu, 12 Maret 2011

Disangka tukang suntik

Pertama kali bertugas sebagai penyuluh, belum ada ketentuan yang mengharuskan penyuluh pertanian harus mengenakan seragam dinas, setelah itu muncul aturan penyuluh harus menggunakan seragam sperti seragam pramuka.  Sejalan dengan pergantian kepemimpinan daerah, seluruh PNS di Jawa Barat setiap hari Senin diharuskan menggunakan seragam putih-putih. Sebagai abdi Negara tentu saja penyuluhpun diharuskan menggunakan seragam putih-putih.
Seragam putih-putih merupakan tantangan tersediri bagi penyuluh yang harus berjalan dari dusun ke dusun dan dari pematang sawah ke pematang sawah. Hari pertama menggunakan seragam putih-putih, saya bermaksud mengikuti pertemuan di saung tani, untuk mencapai lokasi saya harus berjalan sekitar 3 km melewati beberapa lokasi pemukiman dan pesawahan. Ketika sampai di suatu lokasi pemukiman, dari kejauhan Nampak sekelompok anak-anak sedang asyik bermain. Saat saya sampai ke tempat gerombolan anak tersebut mendadak sontak gerombolan anak tersebut bubar, beberapa diantaranya berlari sambil menjerit-jerit. Selidik punya selidik saya disangka pegawai puskesmas yang akan melakukan vaksinasi cacar sehingga semua anak ketakutan lari terbirit-birit.
Sampai di lokasi pertemuan, anggota kelompoktani yang biasa menyambut saya dengan hangat, kali ini menyambut saya sangat hambar . Saat diskusi  terungkap bahwa mereka tidak setuju penyuluh berseragam putih-putih, dengan seragam seperti itu mereka menjadi enggan untuk minta, menurut mereka  bagaimana mungkin penyuluh dengan seragam putih-putih bisa turun ke sawah. Mereka baru merasa lega ketika saya berjanji bahwa kedepan saya akan membawa pakaian seragam lapangan.
Selesai pertemuan di salah satu kelompok saya berjalan kembali untuk mengikuti pertemuan di kelompoktani lain ( satu hari penyuluh harus mengunjungi 2 kelompok). Sesampai di kelompok saya melihat ke bagian bawah celana saya yang sudah berwarna tidak keruan karena harus berjalan melewati pematang yang masih basah. Hal yang sama kembali terjadi seperti di kelompok sebelumnya.
Ketika mau pulang hujan turun rintik-rintik, namun karena hari sudah sore saya memaksakan diri pulang kerumah dengan berpayung daun pisang. Sesampai di rumah istri saya senyum-senyum sambil melihat pakaian seragam putih-putih yang baru hari itu saya kenakan  tapi sudah tidak keruan warnanya.
Pagi hari ketika mau kerja saya menengok seragam putih-putih yang sedang dijemur, ternyata dibagian baju  terdapat  noda getah daun pisang yang tidak bisa dibersihkan, sedangkan  celana bagian atas berwarna putih, dan bagian bawah berwarna coklat akibat lumpur yang tidak bias dibersihkan. Akhirnya seragam pitih tersebut hanya terpakai satu kali dan esok paginya saya berupaya mencari kembali  seragam putih-putih yang baru.