MAJU TERUS PENYULUH PERTANIAN

Sabtu, 27 Agustus 2011

Pembenihan Ikan Mas

 PENDAHULUAN

Ikan mas merupakan ikan tawar yang sejak lama dibudidayakan oleh masyarakat karena mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:
Disukai masyarakat dan pemasaran mudah
  • Mudah dibudidayakan dan produktivitasnya cukup tinggi
  • Kandungan gizi cukup tinggi.
  • Keberhasilan usaha budidaya ikan mas ditentukan kualitas benih, karena itu pembenihan ikan mas di tingkat petani harus dapat menghasilkan benih yang berkualitas.

SYARAT  INDUK
  • Asal induk: UPR  binaan dinas perikanan, BBI sentral, BBAT.
  • Kesehatan : tidak cacat (rusak), tubuh tidak ditempeli oleh parasit, tidak ada luka dalam, insang bersih, tubuh tidak bengkak dan tidak berlumut, tutup insang normal (tidak tebal atau tipis) dan tubuh berlendir.
  • Sisik cerah dan teratur
  • Gerakan lincah

 Kriteria induk ikan mas strain Majalaya:
  • Sifat reproduksi: Fekunditas 85.000-125.000 butir/kg.
  • Umur pertama matang kelamin jantan 8 bulan, betina 18 bulan.
  • Panjang jantan ±22 cm, betina 35 cm.
  • Berat tubuh pertama matang gonad jantan 500 gr/ekor, betina 2000 gr/ekor.

WADAH PEMIJAHAN
Induk ikan dapat dipijahkan dalam hapa berukuran 4 x 2x 1 m2 yang ditempatkan dalam kolam pemijahan atau dalam bak pemijahan

PROSES PEMIJAHAN
  • Tempat pemijahan dikeringkan.
  • Hapa dipasang tegak pada kolam yang telah dikeringkan. Kemudian kolam diairi hingga kedalaman air 80-100 cm.
  • Sebelum induk ikan dimasukan ke dalam hapa / wadah pemijahan, kakaban dipasang sedemikian rupa sehingga tenggelam 5 cm di bawah permukaan air, jarak antar kakaban 10 cm.
  • Menjelang sore hari, induk betina dan jantan yang telah matang telur dimasukan bersamaan kedalam hapa. Perbandingan berat induk jantan dan betina 1:1 sedangkan jumlah (2-3):1.
  • Padat tebar induk betina 2 kg per m2. sehingga untuk 8 m2 diperlukan 4 ekor induk betina dan jantan 8 kg dengan jumlah 8 ekor bila berat rata-rata 1 kg.
  • Selama pemijahan air dibiarkan mengalir debit 2 liter / detik / 200 m2 luas kolam.
  • Menjelang subuh ikan sudah mijah  dan telur menempel pada kakaban. Induk ikan ditangkap, dikembalikan ke kolam induk.

PENETASAN TELUR DAN PEMELIHARAN LARVA
  • Telur menetas dalam waktu 48-72 jam tergantung dari suhu air
  • Dua hari setelah menetas kakaban diangkat, hari ke 3 kuning telur habis larva diberi pakan tambahan berupa kuning telur ayam atau pakan alami (infusoria/moina)
  • Setelah berumur 5 hari dalam hapa, dipanen dan didederkan lebih lanjut
  • Dengan asumsi setiap induk menghasilkan 100.000 butir telur, maka telur yang dihasilkan 8 kg induk sekitar 800.000 butir telur.
  • Diasumsikan pula bahwa tingkat penetasan telur 50% sehingga telur yang menetas menjadi larva sekitar 400.000 larva.

PENDEDERAN
a.Pendederan I
  • Kolam pendederan 500-1000 m2 (2 kolam), dikeringkan, tanah diolah diberi kapur 50 gr/m2 dan dipupuk dengan kotoran ayam 250 gr / m2.
  • Kolam diisi air hingga kedalam 50-70 cm.
  • Untuk pengendalian hama dapat disemprot dengan insektisida (Sumithion 50 EC) dengan dosis 4 ppm setelah kolam diairi.
  • Setelah 2-3 hari sejak pengisian air,benih lepas hapa /larpa ditebar dengan padat  penebaran 100-400 ekor/m2.
  • Selama pemeliharaan kolam diairi dengan debit 1,5 liter/detik/1000 m2
  • Pakan tambahan berbentuk tepung atau remahan pelet dengan kandungan protein 30% diberikan 10% dari total berat benih, dengan frekuensi pemberian 3 kali/hari
  • Pemeliharaan dilakukan selama 15-20 hari untuk menghasilkan benih ukuran 1 – 3 cm.
  • Benih ikan di panen untuk penderaan II.
  • Tingkat kelulusan hidup larva pada pendederan 1 adalah 40 – 50%, sehingga dari larva 400.000 ekor per 1000 m2 akan dihasilkan benih 160.000 – 200.000 ekor.

b.  Pendederan II
  • Kolam pendederan (1000 m2) dikeringkan,  diberi pupuk 50 gr/m2 dan kotoran ayam 200 gr/m2.
  • Kolam diisi air 50 – 70 cm.
  • Penebaran benih dilakukan setelah 2 – 3 hari sejak pengisisan air.
  • Benih ukuran 1 – 3 cm ditebar dengan padat penebaran 50 – 100 ekor/m2.
  • Selama pemeliharaan pendederan II dialiri air dengan debit 1,5 L/detik/1000m2.
  • Pakan buatan diberikan dalam bentuk pelet dengan kandungan protein 30% diberikan 5–10% dari total berat benih dengan frekuensi 3 kali/hari.
  • Pemeliharaan dilakukan 20 – 30 hari untuk menghasilkan benih ukuran 3 – 5 cm.
  • Tingkat kelulusan hidup di pendederan II 50-60 % sehingga dari benih yang ditebar 240.000 ekor untuk tiap 1000 m2 akan dihasilkan benih 120.000 – 144.000 ekor.


0 komentar:

Posting Komentar