MAJU TERUS PENYULUH PERTANIAN

Sabtu, 27 Agustus 2011

Pembenihan Nila Gift

 Pendahuluan

            Ikan Nila Gift (Genetic Improvement of Farmed Tilapia), generasi ke-3 dan ke-6 diintroduksikan ke Indonesia tahun 1994 dan 1996 dari ICLARM Philipina, Melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar sebagai salah satu anggota INGA (International Network for Genetic in Aquaculture) Nila GIFT merupakan ikan nila unggul yang dihasilkan dari perbaikan mutu genetika ikan nila dari 8 negara (Taiwan, Mesir, Thailand, Ghana, Singapura, Israel, Sinegal, Kenya) melalui program pemuliaan yaitu persilangan dan seleksi famili.
            Keunggulan mutu genetik ikan nila GIFT diharapkan memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan perikanan, khususnya ditingkat pengguna seperti petani/pengusaha pembenih, pendeder, dan pembesar baik di kolam maupun di keramba jaring apung.
            Pembenihan merupakan faktor penentu utama dalam mempertahankan kualitas benih. sehingga pembenihan Ikan Nila GIFT di tingkat petani pembenih, harus dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan kualitas genetika ikan.

Karakteristik Spesifik
  • Bentuk badan kokoh dan daging tebal
  • Punggung tinggi, mata besar dan menonjol
  • Garis melintang pada kedua sisi tubuh terdapat 8-10 buah.
  • Terdapat bintik-bintik berbentuk oval pada sirip punggung dan sirip ekor.


Keunggulan Komparatif Terhadap Nila Biasa
  • Fekunditas (jumlah telur) lebih banyak 20-30%
  • Tumbuh lebih cepat 100-200 %
  • Konversi pakan 0,8-1,2
  • Dalam 5 buah dari ukuran 20 gr dapat mencapai 500 gr.
  • Lebih tahan pada kondisi lingkungan yang kurang baik.
  • Lebih tahan terhadap penyakit.
  • Mempunyai rentang toleransi salinitas/kadar garam cukup lebar.


Sistem Pembenihan
Pemijahan
  • Induk Ikan Nila GIFT  mulai dapat dipijahkan pada ukuran lebih dari 150 gr, tetapi sebaiknya berukuran lebih dari  250 gr.
  • Pakan yang diberikan harus mengandung kadar protein tinggi, sekitar 27-30%, dengan jumlah pemberian sebesar 2% dari total bobot total ikan per hari.
  • Kolam pemijahan dapat berupa kolam tanah, kolam tembok (bak) atau kolam tanah berdinding tembok dengan kedalaman air 80-100 cm.
  • Induk jantan dan betina ditebarkan ke dalam kolam pemijahan sebanyak 4 ekor/m2 dengan perbandingan 3 ekor betina dan satu ekor jantan.
  • Induk dengan kondisi matang kelamin yang ditebar di kolam pemijahan, setelah 2 minggu. Benih yang berumur 2 hari lepas mulut atau 5-7 hari setelah menetas mulai dapat di panen.
  • Benih segera diambil untuk dipelihara di kolam/bak pendederan. Pengambilan larva dilakukan paling sedikit 2 kali sehari (pagi dan sore). Setiap ekor induk menghasilkan larva antara 300-750 ekor per bulan.

Pendederan
  • Benih hasil dari kolam pemijahan dipelihara di kolam pendederan yang dapat berupa kolam tanah atau bak tembok.
  • Padat penebaran pada pemeliharaan intensif dapat mencapai 10.000 ekor/m3.
  • Pakan yang diberikan kepada larva pada umur 7 hari adalah pakan alami (Daphnia atau Moina).
  • Setelah umur 7 hari dapat diberikan pakan buatan berbentuk tepung sebanyak 10 % dari berat badan per hari dengan frekuensi pemberian 5 kali.
  • Lama pendederan 30-45 hari, untuk menghasilkan benih ukuran 3-5 cm, dengan tingkat kematian berkisar 10-15 %.

Catatan
Tiap generasi anak yang dijadikan induk, kualitas genetiknya turun 25 %, sehingga penggunaan induk dengan sistem tersebut tidak dianjurkan karena akan menghasilkan benih yang kualitasnya menurun. Penggunaan induk sebaiknya dari hasil proses seleksi.
Balai Penelitian Perikanan Air Tawar secara terus menerus melakukan penelitian untuk menjaga dan meningkatkan kualitas induk yang sudah ada dengan melakukan seleksi.  


0 komentar:

Posting Komentar