Senin, 01 November 2010
Minggu, 31 Oktober 2010
Selasa, 26 Oktober 2010
Lalap dan Cemara
Pada kegiatan pameran pembangunan, saya mendapat tugas sebagai peramu wicara di stand instansi tempat saya bekerja. Selain menampilkan berbagai komoditas unggulan di stand tersebut juga dipamerkan aneka bunga anggrek yang dekorasi dengan menggunakan daun cemara. Ditengah kesibukan memberikan penjelasan kepada pengunjung, tiba tiba sekelompok gadis berserakam SMU masuk stand dan menghampiri bunga anggrek yang dipamerkan. Sambil sedikit cemas takut tidak bisa menjawab dengan baik, saya mendekati rombongan tersebut barangkali ada yang perlu dijelaskan.
Tiba-tiba salah seorang anggota rombongan mengajukan pertanyaan, saya agak terkejut dengan pertanyaan yang justru di luar di luar dugaan. Sambil memegang daun cemara dia bertanya “ Pak kalau ini bisa dimakan untuk lalap”?. Dengan spontan saya jawab bisa. Ternyata jawaban saya membuat bengong si penanya dengan keheranan dia mengajukan pertanyaan lanjutan “ ah yang bener pak?”. Sambil senyum saya jawab “ betul bisa, cuma bedanya daun cemara jika dilalap rasanya tidak enak”. Si penanya ngeloyor pergi, tapi dari kejauhan saya lihat dia senyum-senyum sendiri sambil sesekali menoleh ke arah saya Kamis, 21 Oktober 2010
Harendong sebagai obat KB
Dalam rangka pengembangan komoditas unggulan, instansi tempat saya kerja menjalin kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi dengan kegiatan utama pengkajian komoditas unggulan. Suatu hari datang rombongan dari perguruan tinggi yang akan melakukan kunjungan lapangan, sebagai pelaksana teknis saya berkewajiban untuk mendampingi rombongan ke lapangan. Salah seorang wanita anggota rombongan selain menekuni bidangnya ternyata sedang rajin-rajinnya mempelajari berbagai tanaman yang dapat digunakan sebagai ramuan tradisonal. Setiap menemukan tanaman berkhasiat obat dia meminta saya untuk mengambil sampel. Sampai di suatu tempat beliau melihat benalu yang tumbuh pada tanaman jengkol, lalu dia meminta saya untuk memanjat pohon jengkol yang lumayan tinggi. Sambil mendongkol, saya memanjat untuk mengambil benalu dan menyerahkannya kepada beliau.
Saat akan pulang saya melihat tanaman harendong dan berkata bahwa tanaman harendong berkhasiat sebagai obat KB. Sang dosen tercengan karena dia belum menemukan referensi tentang tanaman harendong sebagai obat KB. Karena penasaran dia bertanya kepada saya “ pak bagai mana cara menggunakan tanaman harendong untuk obat KB”? . Dengan serius saya jelaskan “ “ ambil sepuluh lembar daun harendong, lalu remas dan dipintal sampai membentuk bola” Penjelasan saya hentikan sampai di situ. Rupanya penjelasan saya kurang memuaskan dan dia minta penjelasan lanjutan “setelah membentuk bola selanjutnya bagai mana pak?. Sambil senyum saya jawab “ tinggal disumbatin aja bu”. Sepontan seluruh rombongan tergelak-gelak dan baru sadar bahwa saya hanya bercanda. Tanpa diduga pimpinan rombongan berkomentar “ ibu sih, penyuluh di lawan”
Minggu, 10 Oktober 2010
Pemilihan Media Visual
Memilih media visual yang efektif untuk suatu proses belajar-mengajar merupakan sebagian dari perencanaan suatu pelatihan. Untuk mengetahui media visual apa yang sebaiknya digunakan, enam pertanyaan berikut ini perlu anda jawab:
1. Siapa yang dilatih ?
Teliti karakteristik peserta pelatihan, seperti :
- Umur
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebutuhan
- Pengetahuan
- Sikap
- Keterampilan
Informasi ini penting bagi seorang pelatih untuk mengetahui pandangan mereka agar proses belajar mengajar menjadi efektif
2. Apa yang saya harapkan mampu dilakukan oleh peserta didik ?
Pengenalan terhadap keterampilan atau perilaku yang anda inginkan muncul dalam diri peserta didik, akan membantu anda untuk :
- mengorganisasikan topik sehingga dapat memenuhi keinginan mereka
- memilih metoda mengajar
- memilih media visual yang tepat
- menentukan bagaimana menilai keefektifan pelatihan.
Hal-hal tersebut tadi (ketrampilan atau perilaku peserta didik) sebenarnya adalah tujuan pembe-lajaran yang anda tetapkan, yakni suatu pernyataan tentang apa yang dapat dilakukan peserta didik setelah pelatihan
3. Dimana pelatihan akan diadakan dan berapa lama ?
Sebutkan tempat dimana pelatihan akan diada-kan. Perhatikan faktor-faktor di bawah ini :
- Diadakan didalam atau diluar ruangan.
- Bagaimana fasilitas ruangannya (listrik, lampu, kursi, meja dll).
- Bagaimana fasilitas audio visual dan peralatan lainnya (seperti papan tulis, layar, proyektor dll).
- Berapa lama waktu tersedia
4. Metoda mengajar apa yang akan saya guna- kan?
Pilih dan padukan bermacam jenis metoda yang ada. Penentuan metoda didasarkan pada jawab-an terhadap pertanyaan SIAPA, APA dan DIMANA
5. Media visual apa yang akan saya gunakan ?
Pilih media visual yang cocok untuk topik tertentu dan padukan dengan metoda mengajar yang digunakan. Perhatikan faktor-faktor berikut :
- Mudah dibawa dan ringkas
- Murah
- Menarik perhatian peserta didik
- Ketersediaan
6. Bagaimana saya mengetahui efektivitas pe-latihan ?
Penilaian hasil dari suatu pelatihan dapat dilaku-kan dengan beberapa cara evaluasi :
- Menentukan perubahan perilaku peserta didik (pengetahuan, sikap dan keterampilan).
- Mengetahui apa yang diubah, agar pelatihan menjadi efektif.
Diagram seleksi media
Pendekatan yang sistematis dalam merencanakan pelatihan, memerlukan seleksi dan pengaturan yang seksama terhadap metoda belajar mengajar. Hal ini diharapkan dapat memperbesar efektifitas penggunaan media visual dalam berbagai tingkatan pengalaman belajar. Apakah pengalaman berlatih dari kelompok yang terdiri atas 36 orang atau lebih sama efektifnya bila dikenakan terhadap kelompok yang terdiri dari 5 sampai 35 orang ?
Dalam suatu pelatihan, kita dapat merinci adanya tiga pengalaman belajar yang memiliki karakteristik masing-masing. Ketiga pengalaman belajar tersebut adalah : pengalaman nyata, pengalaman tambahan (inderawi) dan abstraksi verbal.
1. Pengalaman nyata atau pengalaman langsung
- Mengerjakan atau mendemonstrasikan sesuatu
- Membuat sesuatu
- Mengalami sesuatu
- Mengevalusi sendiri
2. Pengalaman inderawi
- Hanya bentuk visual (terlihat)
- Hanya bentuk audio (terdengar)
- Audio viaual atau ragam citra (multi image)
- Indera lainnya, seperti penciuman, perabaan, dll.
3. Abstraksi verbal atau lisan
- Kuliah
- Buku
- Bahan tercetak
Pilihan terhadap jenis media visual yang digunakan, harus didasarkan kepada kesesuaian antara metoda belajar mengajar, tujuan pelatihan dan situasi pelatihan. Diagram pemilihan media yang dikembangkan oleh Jerold E. Kemp dapat dijadikan acuan dalam membuat keputusan alternatif guna menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik
Diagram 1. KELOMPOK BESAR (36 orang atau lebih)
Rabu, 06 Oktober 2010
Aneka Olahan Pisang
Dadar Gulung Tepung Pisang
Bahan Kulit:
- 125 gr tepung pisang
- 50 gr tepung terigu
- 300 cc susu cair
- 1 sendok makan margarin cair
- 3 butir telur
- 5 gr coklat bubuk
- garam dan vanili secukupnya
- 300 cc susu cair
- 2 buah pisang raja, lumatkan
- 40 gr tepung maizena
- 75 gr gula pasir
- garam dan vanili secukupnya
- Cara membuat Kulit : Campur tepung pisang dengan tepung terigu dan coklat bubuk. Kocok telur, vanili dan garam sampai rata, masukkan campuran tepung dan susu secara bergantian. Masukkan margarin cair, aduk rata. Dadar tipis-tipis. Sisihkan.
- Vla : Rebus susu, gula, pisang raja, garam, dan vanili sampai mendidih. Masukkan maizena yang telah dicairkan dengan sedikit air. Masak sampai meletup-letup sambil terus diaduk. Sisihkan.
- Ambil satu lembar kulit, isi dengan 1 sdm vla, lipat sesuai selera, hidangkan
Bolu Tepung Pisang
Bahan :
- 150 gr tepung pisang
- 150 gr gula halus
- 150 gr margarin
- 50 gr susu skim
- 5 gr soda kue
- 6 butir telur ayam,
- Pisahkan kuning dan putihnya
- 2 buah pisang ambon (1 buah dilumatkan, 1 buah untuk hiasan)
- Campur tepung pisang, susu skim dan soda kue sampai rata (tepung pisang campuran), sisihkan.
- Kocok gula dan margarin sampai berbuih putih. Tambahkan kuning telur sambil dikocok sampai rata.
- Kocok putih telur hingga berbuih, kemudian masukkan sedikit demi sedikit ke dalam adonan kuning telur sambil dikocok.
- Masukkan tepung pisang campuran sedikit demi sedikit ke dalam adonan tersebut sambil terus dikocok, masukkan pisang ambon yang sudah dilumatkan, aduk rata.
- Tuang adonan ke dalam cetakan, hiasi dengan potongan pisang ambon, panggang pada suhu 200º C sampai matang.
Bahan
- 400 gram (4 buah) pisang
- 20 gram (5 sdm) minyak goreng
- 25 gram (4 buah) bawang merah
- 25 gram (4 buah) bawang putih
- 25 gram (4 buah) cabe
- Bawang prei, garam, penyedap rasa, kecap manis secukupnya
- Kupas pisang lalu rebus setengah matang, kemudian serut kasar dan sisihkan
- Haluskan cabe, bawang merah, bawang putih, tumis sampai menguning, kemudian masukkan irisan daeun seledri , bawang prei dan kecap manis
- Masukkan pisang serutan, aduk-aduk hingga bumbunya rata
- Sajikan nasi goring pisang dengan hiasan sesuai selera
- Cake Tepung Pisang
- 7 putih telur
- 7 kuning telur
- 150 gram gula pasir
- 150 cc mentega cair
- 150 cc santan kental
- 30 gram susu bubuk
- 70 gram tepung pisang
- 50 gram terigu
- ½ sendok teh baking powder
- Vanili secukupnya
- Hiasan: whipping cream keju parut
- Kocok putih telur dengan 50 gram gula pasir hingga mengembang. sisihkan
- Kocok kuning telur, sisa gula pasir hingga mengembang. Masukan mentega cair dan santan, kemudian masukan ayakan tepung pisang, tepung terigu, susu bubuk, baking powder dan vanili
- Tuang adonan dalam cetakan. Panggang hingga matang. Angkat
- Potong menjadi 25 bagian, olesi tiap potongan kue dengan whipping cream dan taburi kiju parut
Minggu, 03 Oktober 2010
Jumat, 01 Oktober 2010
Sabtu, 25 September 2010
Alah bisa karena biasa
Suatu hari, rombongan dari kantor melakukan studi banding. Karena ingin santai rombongan kami menyewa sebuah penginapan dan menginap di sana. Kami datang sore hari, malamnya diisi hiburan. Pagi hari saat kami kami akan melakukan kunjungan lapangan seorang teman terlambat berkumpul, setelah dipanggil-panggil melalui pengeras suara, teman kami tetap tidak datang. Karena takut kesiangan seorang teman berinisiatif menyusul ke kamar tempat teman saya menginap.
Beberapa saat kemudian teman kami kembali sambil senyum-senyum dan member tahu bahwa kamar teman kami menginap kebanjiran dari kamar mandi. Usut punya usut ternyata teman kami belum terbiasa menggunakan kloset duduk sehingga sewaktu mau BAB dia menaiki kloset. Karena tubuhnya cukup besar klosetnya hancur berantakan dan kran air yang ke kloset tidak bisa dimatikan sehingga membanjiri kamar.
Tanaman GERTEM
Ceritanya kami diminta menata gedung tim penggerak PKK Kabupaten dengan menggunakan berbagai tanaman, ketika sedang asyik berja tiba-tiba datang Ibu Sekretaris Daerah melihat-lihat tanaman yang sedang ditanam. Tanpa diduga Ibu Sekda menanyakan salah satu jenis tanaman yang akan ditanam kepada salah seorang teman
Bu Sekda; Kalau ini tanaman apa?
Teman : (tertegun sejenak) oh ini GERTEM bu !!
Buk Sekda tampak puas dengan jawaban teman saya dan tersenyum .
Setelah menjawab teman saya segera menjauh dan kami saling pandang karena kebingungan dengan jawaban teman kami. Sampai di kantor kami menanyakan jenis tanaman GERTEM kepada teman yang tadi ditanya bu Sekda. Setahu kami tidak ada tanaman bernama GERTEM. Sambil tertawa teman kami menjawab “ saya tidak tahu, tapi dari pada saya ketahuan bodoh, lebih baik saya jawab GERTEM”. Kami Tanya lagi memang ada tanaman GERTEM?. Sambil ngakak dia jawab “ya ada lah itu kan paGER TEMbok”. Serentak kami tertawa sambil geleng-geleng kepala dengan jawaban teman yang sekenanya tanpa memperhitungkan risiko
Rabu, 22 September 2010
Disangka tak berdinding
Alkisah kami besrama beberapa penyuluh diundang untuk mengikuti pertemuan di salah satu hotel. Ruang pertemuan bertempat di lantai II, kebetulan dinding ruangan di bagian pintu masuk semua terbuat dari kaca.
Pagi hari ketika kami sedang melakukan pertemuan, kami dikejutkan oleh suara berderak di bagian pintu masuk. Spontan peserta pertemuan menoleh kebelakang karena posisi peserta membelakangi pintu masuk. Betapa kami terkejut karena dinding kaca dekat pintu masuk pecah dan seorang penyuluh terkapar dekat reruntuhan kaca. Selidik punya selidik, salah seorang teman terlambat mengikuti pertemuan. Dia menyangka ruangan pertemuan merupakan ruang terbuka tanpa dinding, karena tergesa-gesa berniat masuk, tanpa sadar dia masuk menabrak dinding kaca hingga hancur berkeping-keping. Akhirnya dia terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan. sambil senyum ditahan kami kembali melanjutkan pertemuan, tiba tiba teman di sebelah berbisik "maklum penyuluh biasa di sawah tanpa dinding"
Senin, 20 September 2010
Ternyata ingin melihat lebih jelas !!!
Pertama bertugas di Kabupaten Sukabumi saya ditugaskan di daerah Palabuhan Ratu (saat itu belum menjadi ibukota kabupaten). Sebagai orang yang tidak dilahirkan di daerah pantai, sehabis melapor dari kepala BPP bersama seorang teman saya jalan-jalan di pantai, kebetulan tempat saya main berada didepan Kantor Balai Desa.
Sedang asyik ngobrol di warung pinggir pantai, dari kejauhan terlihat berjalan sepasang turis tanpa busana. Sampai di warung sang turis berhenti karena mau minum kelapa muda. Si empunya warung kebingungan tidak mengerti apa yang dibicarakan. Karena kasihan saya turun tangan menggantikan tugas yang punya warung melayani sang turis yang minta kelapa muda sekalian dikupasin. Sambil berjongkok saya mengupas kelapa yang diminta, tentu saja dengan konsentrasi yang buyar karena persis dihadapan saya berdiri seorang wanita tanpa busana dengan jarak sekitar 1 meter. Sambil mengupas kelapa saya bergumam lirih pada temat dan bertanya “sabut mana yang harus saya kupas (sabut kelapa asli atau yang seperti sabut he he)?”
Setelah selesai sang turis pergi, kami semua tertawa terbahak-bahak. Tiba tiba dari arah balai desa keluar salah seorang perangkat desa dan mempertanyakan kenapa kami tertawa. Ketika diceritakan ada turis tanpa busana sang perangkat desa berang dan berkata “ kenapa tidak ditegur, itu kan tidak sesuai dengan budaya kita, mana dia sekarang?. Spontan kami menunjukan turis yang kebetulan belum jauh berjalan.
Dengan cepat sang perangkat desa berjalan menyusul turis untuk menegur, diikuti pandangan kamu dari kejauhan. Dan !!!!! Kami semua terperanjat karena setelah berhasil melewati turis, sang perangkat desa bukannya menegur namun balik kanan sambil berjalan mundur berhadapan dengan turis. Kiranya sang perangkat desa bukan mau menegur, tapi mau lebih jelas melihat tubuh tanpa busana sang turist
Sabtu, 18 September 2010
No HP saya digunakan orang lain
Masih seputar pengguna telepon. Saat itu yang namanya Handphone masih jarang dan hanya beberapa kalangan yang sanggup membeli . Selepas azan magrib seorang gadis memasuki ruangan telepon Wartel yang saya kelola. Hampir 15 menit si pengguna telepon berada dalam ruangan dan berkali-kali mesin pencetak resi berbunyi. Saya lihat nominal biaya tagihan cukup besar, takut ada klaim akibat kerusakan alat saya datang menghampiri pengguna telepon dan bertanya barangkali ada kesulitan. Selidik punya selidik dia peralatan tidak ada masalah tapi sedang belajar menggunakan HP yang baru dibelinya. Si gadis memijit nomor hp nya sendiri untuk belajar cara menggunakan HP. Dia mencoba dengan menggunakan dua cara yaitu saat HP dihidupkan dan saat HP dimatikan. Saat HP dihidupkan dia ngomong sendiri melalui telepon kabel dan HP yang dia pegang, sedangkan saat HP dimatikan dia mendengarkan jawaban dari telepon kabel.
Dia mengeluh karena nomor hp yang baru dibelinya telah digunakan orang lain dan meminta saya untuk membuktikannya. Dengan senang hati saya mencoba membantu dan menghubungi no hp yang dia pegang, dalam kondisi HP dihidupkan semua berjalan tanpa masalah. Kemudian dia meminta saya untuk menghubungi no hp yang dia pegang tapi dalam kondisi hp dimatikan, saat itu dari hand set telepun terdengar jawaban WELCOME TO TELKOMSEL VERONICA. Lalu dia berkata “ benar kan pak no HP saya telah dipakai sama si VERONICA? “ saya bingung pak bisa-bisa pulsa saya habis dipakai sama SI VERONICA”
Dalam hati saya tetawa dan ingin memberitahu bahwa itu hal yang biasa, namun sebagai penyuluh saya tetap berupaya agar tidak menyinggung perasaan. Sambil senyum saya mencoba meyakinkan bahwa kartu yang baru dibeli biasanya belum disetting khusus sesuai nama pengguna, namun demikian dijamin tidak akan mengganggu pulsa milik pengguna. Dia merasa lega dengan jawaban saya dan sangat berterima. Seminggu kemudian dia datang lagi untuk menelepon, tapi kali ini dia datang sambil senyum-senyum. Rupanya dia sudah tahu bahwa SI VERONICA bukan pemilik kartu tapi merupakan layanan dari telkomsel. Sambil senyum dan membungkuk dia minta izin untuk menggunakan telepon dan berkata “ mohon ijin pak saya mau menelepon si Veronika !!!
Menelepon menggunakan kode pos
Dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan keluarga yang terus meningkat, saya bersama keluarga membuka usaha warung telekomunikasi yang ditempatkan di depan rumah. Suatu hari datang seorang konsumen berusia paruh baya memasuki ruang telepon. Setelah hampir setengah jam penelepon berada di ruangan telepon kami mulai bertanya Tanya karena mesin pencetak resi tetap tidak berbunyi . Hal tersebut merupakan pertanda bahwa penelepon tidak berhasil melakukan komunikasi. Beberapa saat kemudian penelepon keluar sambil kebingungan.
Dengan tujuan membantu saya menghampiri dan menanyakan barang kali ada yang bisa saya bantu. Di tengah kebingungan Bapak tersebut minta bantuan agar saya mau mencoba menelepon sambil . untuk memudahkan saya menelepon bapak tersebut memberikan kartu nama dan menunjukan nomor telepon yang harus dihubungi.
Dalam hati saya berkata, “pantas saja tidak nyambung karena nomor yang dia pijit bukan nomor telepon tapi kode pos yang tertera di kartu nama”. Karena terbiasa menjadi penyuluh yang tidak suka menyalahkan langsung saya membantu menelepon dengan memijit nomor telepon yang juga ada di kartu nama, setelah nyambung baru telepon saya berikan.
Sambil menunggu si penelepon saya berfikir bagai mana cara member tahu tanpa menyinggung perasaan (maklum penyuluh). Setelah selesai membayar tagihan sambil memberikan resi pembayaran saya berpesan agar lain kali apabila mau menelpon menggunakan nomor yang ada di resi, bukan yang ada di kartu nama.
Karena merasa sudah selesai membantu saya masuk kembali ke rumah. Si Bapak kelihatannya penasaran dan mencoba membandingkan nomor yang ada di resi dengan ada di kartu nama, rupanya dia baru sadar bahwa dia salah memijit nomor. Sambil berjalan pulang, dia menoleh berkali-kali ke dalam rumah dan senyum senyum sendiri menyadari kesalahannya.
Kamis, 16 September 2010
Rabu, 15 September 2010
Selasa, 07 September 2010
Kamis, 02 September 2010
Selasa, 31 Agustus 2010
Minggu, 29 Agustus 2010
Sabtu, 28 Agustus 2010
Rabu, 25 Agustus 2010
Pokonya sensus
Sebagai seorang penyuluh tentu saja keakraban dengan kepala desa menjadi salah satu penentu keberhasilan penyuluh. Suatu hari di musim kampanye (PEMILU), saya bertemu dengan kepala desa tempat saya bertugas di jalan yang bersebrangan. Untuk menunjukan keakraban saya berteriak “ gimana khabarnya pa kades?. Tak kalah nyaring pa kades berteriak” TENANG SAJA PAK MANTRI POKONYA SENSUSSSSS!!!!!. . Saya kebingungan tidak paham teriakan pak kades, karena saya menanyakan khabar beliau, malah dijawab SENSUS.
Hari demi hari berlalu, saya belum menemukan jawaban maksud teriakan beliu, hingga suatu hari ketika saya berdialog dengan pak Kades, beliu kembali menggunakan kata SENSUS untuk keberhasilan yang diraih. Saat itu saya baru paham yang dimaksud beliu bukan SENSUS tetapi SUKSES. Jadi teriakan beliau saat itu seharusnya ” TENANG SAJA PAK MANTRI POKONYA SUKSESSSSS!!!!!
Selasa, 24 Agustus 2010
Jumat, 20 Agustus 2010
Lain padang lain belalang
Pertama bekerja di Sukabumi saya berkunjung ke rumah salah seorang kontak tani. Setelah berkenalan kami asyik terlibat dalam pembicaraan tentang kegiatan kelompoktani. Tak terasa waktu sudah tengah hari dan saya berpamitan.
Tanpa di duga Pak kontak tani sudah menyiapkan jamuan makan siang. Tentu saja saya kegirangan karena perut sudah keroncongan, namun saya sempat bingung dengan ajakan pak kontak tani karena sewaktu dia mengajak saya makan dia berkata “ NENG MANTRI URANG NGAWADANG HEULA !!!.
Saya bingung siapa yang diajak makan pak kontak tani dengan panggilan NENG MANTRI, yang jelas diruangan tersebut hanya saya berdua dengan Bapak Kontak Tani. Dalam kebingungan tak urung saya mengangguk mengiyakan ajakan beliau makan bersama.
Setelah pulang saya cerita kepada teman yang telah lama bekerja di sana, membahas ajakan pak kontak tani. Usut punya usut ternyata ENENG, merupakan panggilan kehormatan di daerah tersebut terhadap orang yang dihormati, sedangkan di daerah saya panggilan NENG digunakan untuk memanggil seorang perempuan.